News

Tontowi Ahmad dan Candra Wijaya Berbagi Pengalaman di Olimpiade

Peraih emas Olimpiade 2016, Tontowi Ahmad

 

JAKARTA -- Mantan atlet bulu tangkis Indonesia Tontowi Ahmad dan Candra Wijaya berbagi pengalaman mereka, terutama soal tekanan dan ketegangan jelang dan saat berjuang meraih medali emas Olimpiade.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Bagi peraih medali emas Olimpiade 2016 Rio Tontowi Ahmad, yang saat itu memenangkannya bersama Lilyana Natsir di ganda campuran, ketegangan hadir sebelum dan setelah pertandingan. Oleh karenanya, manajemen emosi juga diperlukan agar fokus tetap terjaga dan prima.

“Rasa tegangnya berlapis-lapis. Sebelum Olimpiade sudah merasa tegang, setelah pertandingan juga tegang karena kami ingin hasil yang maksimal, karena bagaimana pun, hasil pertandingan adalah hasil dari latihan kita selama ini,” kata Tontowi, saat ditemui di Pelatnas PP PBSI Cipayung, Senin (8/1/2024).

Saat ditanya bagaimana cara bagi atlet yang akan berhadapan dengan perasaan itu, pria yang akrab disapa Owi tersebut mengatakan, ia mencoba memotivasi diri sendiri, agar tidak lengah dengan target di panggung olahraga tertinggi di dunia itu.

“Waktu semifinal Rio 2016, saya ingat saya teriak-teriak sendiri di apartemen karena tegang, banyak pikiran, dan pressure dalam diri sendiri juga besar. Komunikasi dengan Ci Butet (Lilyana) juga dilakukan,” ungkap dia.

“Pengalaman-pengalaman seperti ini akan saya share ke adik-adik saya yang akan berjuang di Olimpiade (Paris) nanti,” ujarnya menambahkan.

Peraih emas Olimpiade 2020, Candra Wijaya



Sependapat, peraih medali emas Olimpiade 2000 Sydney Candra Wijaya mengatakan setiap pemain perlu untuk menguasai diri sendiri dan keadaan dalam suasana yang begitu kompetitif di Olimpiade.

“Di Olimpiade, kita akan bertemu lawan-lawan yang besar. Atlet harus melihatnya sebagai kesempatan yang besar, karena tidak mungkin mereka yang tidak memiliki kapasitas, bisa masuk ke Olimpiade,” kata Candra.

“Ini harus menjadi spirit, evaluasi, dan introspeksi agar bisa menghadapi Olimpiade dengan gagah berani,” ujarnya menambahkan.

Sementara itu, bulu tangkis kini menyisakan sebanyak 12 turnamen penting yang masuk dalam periode kualifikasi Olimpiade (Race to Paris) yang bergulir hingga 28 April tahun ini.

Sejumlah turnamen penting hingga periode tersebut antara lain Malaysia Open (9-14 Januari), India Open (16-21 Januari), Indonesia Masters (23-28 Januari), French Open (5-10 Maret), dan All England Open (12-17 Maret).

Olimpiade 2024 Paris akan digelar pada 26 Juli-11 Agustus, dengan cabang bulu tangkis dilaksanakan pada periode 27 Juli-5 Agustus di Porte de la Chapelle Arena, Paris, Prancis.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

lembaga Filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum Dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis welasasih dan wirausaha