News

Tak Bawa Medali Satu pun, Sejarah Terburuk Ganda Putra di Asian Games

Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto

 

Bulutangkis.republika.co.id, JAKARTA -- Dua pasangan ganda putra Indonesia yang berlaga di Asian Games 2022 sudah tak tersisa. Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin kalah di babak kedua. Kini kekalahan peringkat 1 dunia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di perempat final memastikan pupusnya asa medali dari sektor yang kerap membanggakan dalam sejarah bulutangkis Indonesia ini.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Rupanya ketidakberhasilan 2 wakil Indonesia membawa pulang medali, medali perunggu sekalipun, menjadi catatan sejarah terburuk di sektor tersebut. Dalam sejarahnya, sejak Asian Games 1962, ganda putra selalu memberikan minimal medali perunggu untuk Indonesia.

Pada Asian Games pertama pada 1962, Indonesia begitu mendominasi cabang bulutangkis. Indonesia merebut 5 dari 7 medali emas. Bahkan Indonesia mengawinkan medali emas di beregu putra dan putri.

Memang sayangnya, salah satu yang tidak menyumbangkan medali emas adalah sektor ganda putra. Namun medali perak dan perunggu direbut wakil Indonesia melalui Tan Joe Hock/Liem Tjeng Kien dengan perak dan Tutang D/Unang AP dengan perunggu.

Beberapa kali gagal merebut emas, akhirnya pada Asian Games 1974, Tjun/Tjun/Johan Wahyudi menjadi ganda putra Indonesia pertama yang meraih medali emas di Asian Games.

Setelahnya, meski beberapa kali medali emas lepas, namun wakil ganda putra Indonesia tetap memberikan medali untuk Indonesia. Ganda putra Indonesia terakhir tak merebut medali emas di Asian Games 2006 yang direbut pasangan Malaysia, Tan Boon Heong/Koo Kien Keat.

Akan tetapi, di final, Tan/Koo harus menghadapi ganda putra Indonesia Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto, yang artinya Luluk/Alvent meraih medali perak. Sedangkan wakil Indonesia lainnya, Markis Kido/Hendra Setiawan harus puas dengan medali perunggu.

Kido/Hendra membalasnya dengan merebut medali emas di Asian Games 2010. Bahkan Hendra kembali merebut medali emas di Asian Games 2014 yang berpasangan dengan Mohammad Ahsan.

Asian Games 2018 bisa dibilang sebagai puncak dominasi ganda putra Indonesia dimana terjadi All Indonesian Final antara Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya yang memenangkan pertandingan dari juniornya, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Kini di Asian Games 2022, Fajar/Rian tampil 'memble'. Bukannya mendongkrak raihan medali menjadi emas, malah pulang dengan tangan hampa. "Kami mohon maaf kepada masyakarat Indonesia karena belum bisa memberikan medali untuk Indonesia," ucap Rian.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

lembaga Filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum Dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis welasasih dan wirausaha